Faktor Risiko Utama Penyebab Glaukoma

30 Dec 2024
Faktor Risiko Utama Penyebab Glaukoma

Pengobatan Luar Negeri - Glaukoma adalah salah satu penyebab utama kebutaan yang tidak dapat disembuhkan di seluruh dunia. Penyakit ini terjadi akibat kerusakan pada saraf optik yang sering kali disebabkan oleh peningkatan tekanan dalam bola mata (intraokular). Meski begitu, glaukoma tidak selalu diiringi dengan peningkatan tekanan mata, sehingga penting untuk memahami faktor risiko utama yang dapat memicu kondisi ini.

Apa Itu Glaukoma?

Glaukoma adalah gangguan pada mata yang biasanya berkembang secara perlahan dan sering kali tanpa gejala awal. Kondisi ini dapat menyebabkan kehilangan penglihatan secara bertahap, dimulai dari tepi lapangan penglihatan (peripheral vision). Tanpa pengobatan, glaukoma dapat menyebabkan kebutaan permanen. Ada beberapa jenis glaukoma, termasuk

    Glaukoma sudut terbuka (jenis paling umum).

    Glaukoma sudut tertutup (lebih jarang tetapi memerlukan penanganan segera).

    Glaukoma kongenital (terjadi sejak lahir).

    Glaukoma sekunder (disebabkan oleh kondisi medis lain).

Faktor Risiko Utama Glaukoma

1. Usia

Semakin bertambah usia, risiko terkena glaukoma juga meningkat. Orang yang berusia di atas 60 tahun memiliki kemungkinan lebih besar untuk mengembangkan kondisi ini, terutama glaukoma sudut terbuka.

2. Riwayat Keluarga

Faktor genetik memainkan peran penting dalam perkembangan glaukoma. Jika ada anggota keluarga, seperti orang tua atau saudara kandung, yang menderita glaukoma, risiko Anda meningkat secara signifikan. Oleh karena itu, riwayat medis keluarga harus menjadi perhatian khusus.

3. Tekanan Intraokular yang Tinggi

Peningkatan tekanan mata atau tekanan intraokular (IOP) adalah salah satu faktor risiko utama glaukoma. Tekanan ini dapat merusak saraf optik yang membawa informasi dari mata ke otak. Namun, glaukoma dapat terjadi bahkan pada individu dengan tekanan mata normal.

4. Kondisi Medis Tertentu

Beberapa kondisi medis dapat meningkatkan risiko glaukoma, seperti

    Diabetes.

    Hipertensi.

    Penyakit jantung.

    Migren kronis.

Kondisi-kondisi ini dapat mempengaruhi aliran darah ke mata dan saraf optik, memperbesar kemungkinan terjadinya glaukoma.

5. Ras atau Etnis

Faktor etnis juga mempengaruhi risiko seseorang terkena glaukoma. Orang keturunan Afrika atau Afro-Karibia memiliki risiko lebih tinggi terkena glaukoma sudut terbuka. Sementara itu, individu keturunan Asia cenderung lebih rentan terhadap glaukoma sudut tertutup.

6. Cedera Mata

Trauma atau cedera pada mata, termasuk akibat operasi sebelumnya, dapat meningkatkan risiko glaukoma. Cedera ini dapat mengganggu aliran cairan dalam mata, menyebabkan peningkatan tekanan intraokular.

7. Penggunaan Obat Kortikosteroid

Penggunaan jangka panjang obat kortikosteroid, baik dalam bentuk tetes mata, tablet, atau inhaler, dapat meningkatkan risiko glaukoma. Jika Anda memerlukan kortikosteroid untuk pengobatan kondisi tertentu, diskusikan dengan dokter tentang cara meminimalkan risikonya.

8. Ketebalan Kornea yang Tipis

Orang dengan kornea yang lebih tipis dari rata-rata memiliki risiko lebih tinggi untuk mengembangkan glaukoma, karena kondisi ini dapat mempengaruhi pengukuran tekanan intraokular yang akurat.

9. Rabun Jauh atau Rabun Dekat yang Parah

Kondisi refraksi, seperti rabun jauh (hipermetropi) atau rabun dekat (miopi) tingkat tinggi, juga dapat meningkatkan risiko glaukoma. Perubahan struktur mata akibat kondisi ini mungkin mempengaruhi tekanan intraokular.

Langkah Pencegahan dan Diagnosis Dini

Meskipun beberapa faktor risiko tidak dapat dihindari, seperti usia atau riwayat keluarga, ada langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk mengurangi kemungkinan terkena glaukoma:

Pemeriksaan Mata Rutin: Orang yang berusia di atas 40 tahun atau memiliki faktor risiko lain disarankan untuk melakukan pemeriksaan mata setidaknya sekali setiap 1-2 tahun.

Kontrol Kondisi Medis: Jika Anda memiliki diabetes, hipertensi, atau penyakit lain yang meningkatkan risiko glaukoma, pastikan kondisi tersebut terkelola dengan baik.

Hindari Cedera Mata: Gunakan pelindung mata saat melakukan aktivitas yang berpotensi menyebabkan trauma.

Diskusikan Obat dengan Dokter: Jika Anda menggunakan kortikosteroid, pantau efeknya bersama dokter.

Kapan Harus Berkonsultasi ke Spesialis?

Jika Anda mengalami gejala seperti nyeri mata, penglihatan kabur, atau kehilangan lapangan penglihatan, segera konsultasikan dengan spesialis mata. Penanganan dini sangat penting untuk mencegah kerusakan lebih lanjut pada saraf optik.

Baca juga Jenis-Jenis dan Risiko yang Perlu Diketahui Tentang Glaukoma

Pengobatan Lanjut di Penang, Malaysia

Jika Anda membutuhkan perawatan lanjutan atau diagnosis mendalam, Penang, Malaysia, memiliki fasilitas medis yang unggul dan spesialis mata terbaik. Anda dapat mengatur janji dengan dokter berpengalaman seperti Dr. Adrian Chan atau Dr. Andrew melalui expediheal.com. Dengan bantuan expediheal.com, proses perencanaan perjalanan medis Anda akan lebih mudah dan efisien.

Jangan tunda kesehatan mata Anda! Lakukan pemeriksaan sejak dini dan dapatkan penanganan terbaik untuk menjaga kualitas penglihatan Anda.



Halo! Butuh bantuan rekomendasi rumah sakit/dokter, cek jadwal atau perkiraan biaya berobat ? Chat disini.